TEMANGGUNG, Gardamedialine.com
Keberhasilan perencanaan kehamilan dalam suatu keluarga memang melahirkan generasi sehat berkualitas. Tetapi dampak nya juga terasa bagi penyelenggaraan belajar di sekolah karena jumlah siswa semakin berkurang.
Seperti terjadi di SD Negeri Tanurejo Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Jawa Tengah, ada satu kelas yang hanya memiliki 7 siswa, sementara kelas lainnya berkisar 12 sampai 16 siswa.
Kepala SD Negeri Tanurejo Ika Rusmiyanti ketika ditemui Jum'at (3/11/2023) mengatakan, menurunnya jumlah siswa karena memang jumlah anak di Tanurejo sedikit. Dari hasil koordinasi dengan pemerintah desa, tidak ada anak yang sekolah SD diluar desa. Artinya jumlah yang masuk SD Negeri Tanurejo sudah sesuai dengan data anak usia sekolah di desa tersebut.
"Kadang menjadi masalah tersendiri saat harus memilih anak untuk mewakili lomba ke tingkat Kecamatan atau Kabupaten, jumlah anaknya terbatas sehingga daya saing saat seleksi juga tipis", terang Ika Rusmiyanti.
Namun demikian, proses pembelajaran tetap normal tidak terpengaruh jumlah siswa. Bahkan guru semakin menggenjot prestasi siswa untuk dikirim ke FTBI
(Festival Tunas Bahasa Ibu) Kecamatan Bansari, yaitu atas nama Devina Estri Nurjanah kelas 6.
FTBI bertujuan mencetak Generasi Cinta Bahasa Daerah, yang diikuti oleh peserta jenjang SD dan SMP. Festival ini biasanya mengusung berbagai cabang lomba diantaranya mendongeng, menulis cerita cekak (cerkak), pidato, membaca dan menulis aksara jawa, lawakan tunggal dan lainnya.
Diukur dengan asesmen untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi yang diajarkan sehingga ketika maju lomba FTBI sudah benar-benar siap.
Selain itu juga tengah menyiapkan berbagai property untuk penilaian guru penggerak. Ada elektronik learning system, ada visitasi, ada tahapan tatap muka seperti loka karya 1 bulan sekali hingga 7 angkatan, kemudian gelar karya inovasi yang diterapkan pada pembelajaran.
"Inovasinya saya buat istilah Sari Saman, artinya satu hari 1 halaman. Materi apa saja yang disukai sesuai pilihan anak, yang penting membaca, bisa komik, bacaan dongeng, tutorial maupun ilmu pengetahuan", tandasnya sambil menunggu kunjungan visitasi tim evaluasi guru penggerak Kabupaten Temanggung. (Budhy Sanjaya/gdm01)
