Dalam upaya untuk
memberikan pengalaman pembelajaran yang berdiferensiasi dan meningkatkan
kemandirian serta literasi digital bagi siswa Sekolah Luar Biasa (SLB)
Muhammadiyah Kutoarjo, tim DifaGreenTech Universitas Muhammadiyah Purworejo
telah meluncurkan program inovatif yang menggabungkan teknologi Smart Farming.
Program ini didanai dari Hibah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2023.
Ketua tim DifaGreenTech, Dr.
Siska Desy Fatmaryanti, M.Si, bersama dengan anggota timnya, secara resmi
menyerahkan ruang penunjang kegiatan berkebun kepada Kepala Sekolah SLB
Muhammadiyah Kutoarjo, An Nisa Latifa, S.Psi. Acara penyerahan ini turut dihadiri
oleh Ketua Majelis Dikdasmen PDM Purworejo, Drs H. Bunadi, M.M, serta wakil
dari PCM Drs. H. Ahmad Darusman.
SLB Muhammadiyah Kutoarjo, yang
baru berdiri pada tahun 2020, memiliki 35 siswa dengan mayoritas di antaranya
adalah siswa tunagrahita. Dengan rentang usia 7-12 tahun, SLB ini menjadi fokus
utama kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) DifaGreenTech.
Program ini tidak hanya
menyajikan pengenalan teknologi Smart Farming tetapi juga menyusun kurikulum
DifaGreenTech sebagai panduan dalam pelaksanaan di lapangan. Pendekatan
pembelajaran berdiferensiasi diharapkan dapat memperkuat kemandirian dan
literasi digital siswa, menciptakan landasan yang kokoh untuk perkembangan
mereka di masa depan.
Dr. Siska Desy Fatmaryanti,
M.Si, menjelaskan, "DifaGreenTech bukan hanya sekadar membawa teknologi ke
sekolah ini, tetapi juga memberikan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan potensi setiap siswa. Kami berharap bahwa melalui program ini,
siswa SLB Muhammadiyah Kutoarjo dapat mengembangkan keterampilan yang berharga
untuk kehidupan sehari-hari dan masa depan mereka."
Kepala Sekolah SLB Muhammadiyah
Kutoarjo, An Nisa Latifa, S.Psi, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas
kontribusi DifaGreenTech. "Ini adalah langkah besar bagi pendidikan
inklusif di SLB Muhammadiyah Kutoarjo. Kami percaya bahwa DifaGreenTech tidak
hanya akan memberikan dampak positif bagi siswa kami, tetapi juga dapat menjadi
model bagi pengembangan SLB berbasis sekolah alam di seluruh Indonesia,
terutama di daerah-daerah berbasis pertanian."
Diharapkan bahwa DifaGreenTech
bukan hanya menjadi inovasi lokal, melainkan juga langkah awal yang signifikan
dalam membawa perubahan bagi pendidikan inklusif di Indonesia, khususnya di SLB
berbasis pertanian. Program ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan
panduan bagi SLB lainnya untuk mengintegrasikan teknologi dan pembelajaran
berdiferensiasi guna memaksimalkan potensi setiap siswa.(Maul)