Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Solusi Konversi Tembakau, MTCC UNIMMA Buka Sekolah Tani Ternak Domba Tanpa Ngarit

Rabu, 10 Januari 2024 | Januari 10, 2024 WIB Last Updated 2024-01-15T04:31:16Z

Magelang, Gardamedialine.com

Beternak domba lokal unggulan menjadi trend petani milenial di Kabupaten Magelang, utamanya petani binaan MTCC (Muhammadiyah Tobacco Control Center) UNIMMA (Universitas Muhammadiyah Magelang). Guna meningkatkan pengetahuan dan kualitas sumber daya manusianya, MTCC menyelenggarakan Sekolah Tani Mandiri dengan topik Beternak Domba Tanpa Ngarit.
Kegiatan tersebut dilakukan di Kelompok Tani Ternak Migunani Desa Tempursari Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Jawa Tengah, Rabu 10 Januari 2024.
Karena hasilnya sangat menjanjikan, beternak domba dengan jenis lokal unggulan diyakini lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan menanam tembakau yang harganya tidak menentu.
Ketua MTCC UNIMMA Retno Rusdjijati mengatakan, MTCC telah merintis usaha konversi dari petani tembakau beralih ke usaha produktif yang berkelanjutan. Kegiatan ini bermitra dengan Forum Petani  Multikultur Indonesia (FPMI).

 
Peserta Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah usai mendapatkan materi  teori langsung diajak ke lokasi usaha ternak domba " Tempoer " di Desa Tempursari Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang untuk mendapatkan pengetahuan langsung dari pemilik usaha yang menjadi Mitra MTCC.
Sochif Sulistyawan (36) pemilik Warung Wedoes di Tempursari telah membuktikannya  berhasil meraih omzet sekitar Rp 20 juta per bulan dengan menjual dombanya hasil penggemukan dengan pakan konsentrat kering dan silase. Bahkan menjelang Idul Qurban, omset penjualan domba Qurban bisa mencapai 100 juta Rupiah per bulan.
"Saya tidak malu jadi petani domba, bahkan merasa bangga bisa merekrut tenaga kerja dengan gaji setara UMR, dan tidak perlu repot merumput (ngarit) karena pakan domba cukup dengan konsentrat dan silase", terang Sochif.

 
Kebanyakan ia memelihara domba jenis lokal Temanggungan dan sebagian dari Wonosobo yaitu domba Texel. Awalnya ia memulai dengan 10 ekor domba hingga berkembang sebanyak saat ini ribuan ekor.
Nugroho Agung Prabowo, Humas MTCC menjelaskan, materi sekolah tani yang diberikan pada angkatan ke 6 ini adalah Tehnik Budidaya Domba, Digital Marketing Domba dan Jejaring Pelaku Usaha dan Implementasi visi MTCC.
"Kunjungan ke lokasi domba Tempoer ini  untuk membuktikan praktek lapangan dari pelajaran teori di sekolah tani yang diajarkan dan bukti generasi muda sukses dengan domba lokal tanpa ngarit sebagai binaan MTCC", terang Agung.

 
Beternak domba harus memperhatikan cara-caranya agar sukses besar dan bisa mendapatkan keuntungan yang berlimpah.  Dari segi keuntungannya sendiri pun sangatlah besar. Namun, tentu saja sebelum mulai beternak harus tahu dahulu bagaimana caranya dan semua itu diajarkan di Sekolah Tani Milenial MTCC. Person In Contact (PIC) MTCC Murniningsih mengatakan, sekolah Tani mandiri MTCC juga merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat, kegiatan pembinaan kepada petani sudah dilakukan multi tahun dan untuk peternakan domba diyakini mampu menjadi unggulan petani milenial karena memiliki potensi multi pendapat, dari hilir hingga hulu artinya tidak hanya dijual kambingnya tetapi bisa didapatkan dari dagingnya untuk sate, dari kotorannya untuk pupuk, dari digital marketingnya bisa jualan domba tanpa punya kandang domba.
Sementara itu Sarjana Pendamping Kegiatan, Fauzi menilai kegiatan jejaring akan menjadi lebih efektif dan efisien. Pendampingan tidak hanya berhenti pada Sekolah Tani Mandiri untuk peningkatan kapasitas SDM saja tetapi outcome nya akan terbentuk kelompok-kelompok binaan yang nantinya akan diusahakan bantuan permodalan maupun fasilitas lainnya. (Budhy Sanjaya)